Banjir Lumpuhkan Bekasi: Ribuan Warga Mengungsi Bekasi kembali dilanda banjir besar yang melumpuhkan aktivitas warga. Hujan deras yang mengguyur sejak beberapa hari terakhir menyebabkan luapan sungai dan tanggul jebol, menggenangi permukiman di berbagai kecamatan. Hingga hari ini, ribuan warga terpaksa mengungsi ke tempat yang lebih aman, sementara rumah, kendaraan, dan hewan ternak banyak yang terendam air.
Banjir ini tidak hanya menghambat mobilitas masyarakat, tetapi juga menyebabkan kerugian besar, terutama bagi pemilik usaha dan peternak di daerah terdampak. Sejumlah kendaraan yang terparkir di perumahan hingga jalan utama terendam air hingga atap, sementara hewan ternak yang tidak sempat dievakuasi ditemukan mati atau hanyut terbawa arus.
Bagaimana kronologi bencana ini, daerah mana yang paling terdampak, dan bagaimana kondisi warga saat ini? Berikut laporan lengkapnya.
Kronologi Banjir: Hujan Deras, Luapan Sungai, dan Tanggul Jebol
Banjir di Bekasi ini disebabkan oleh beberapa faktor utama:
Curah hujan tinggi – Sejak awal pekan, intensitas hujan yang turun di wilayah Bekasi dan sekitarnya sangat tinggi.
Luapan Sungai Bekasi dan Kali CBL – Sungai tidak mampu menampung debit air yang terus meningkat, menyebabkan luapan ke pemukiman warga.
Tanggul Jebol di Beberapa Titik – Sejumlah tanggul di Kecamatan Babelan dan Tarumajaya dilaporkan jebol, memperparah kondisi banjir.
Drainase Buruk dan Tanah Rendah – Banyak permukiman di Bekasi berada di dataran rendah, sehingga air sulit surut dengan cepat.
Dari data yang dihimpun, banjir mulai terjadi pada Sabtu dini hari (1 Maret 2025) dan semakin parah hingga hari Minggu. Ketinggian air di beberapa daerah mencapai 2 meter, merendam rumah-rumah warga, fasilitas umum, serta pusat perbelanjaan.
Daerah yang Paling Parah Terendam Banjir
Berdasarkan laporan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bekasi, banjir merendam belasan kecamatan dengan kondisi paling parah di beberapa titik berikut:
Kecamatan Babelan – Ketinggian air mencapai 2 meter, banyak rumah yang terendam hingga atap.
Kecamatan Tarumajaya – Beberapa tanggul jebol, menyebabkan air masuk deras ke permukiman.
Perumahan Villa Mutiara Gading – Salah satu kompleks perumahan yang terdampak parah dengan banyak kendaraan terendam.
Jalan Raya Kalimalang – Lalu lintas lumpuh akibat genangan air setinggi 1,5 meter.
Sejumlah titik di perbatasan Bekasi-Karawang juga mengalami banjir cukup parah, menyebabkan kemacetan panjang dan terganggunya distribusi logistik.
Ribuan Warga Mengungsi, Kondisi di Posko Darurat Memprihatinkan
Akibat banjir yang semakin tinggi, ribuan warga terpaksa dievakuasi ke tempat yang lebih aman. BPBD Bekasi mencatat lebih dari 5.000 warga telah mengungsi ke berbagai titik posko darurat yang disediakan pemerintah dan relawan.
Beberapa titik pengungsian terbesar meliputi: 🏠 Gor Tambun – Menampung lebih dari 1.500 warga.
🏠 Gedung Serbaguna Babelan – Digunakan sebagai pusat pengungsian dan dapur umum.
🏠 Masjid dan Sekolah di Tarumajaya – Sementara dijadikan tempat evakuasi bagi warga terdampak.
Namun, kondisi di tempat pengungsian masih jauh dari kata ideal. Banyak pengungsi mengeluhkan keterbatasan air bersih, makanan, dan fasilitas kesehatan. Selain itu, sebagian warga juga mengalami gangguan kesehatan seperti diare, gatal-gatal, dan demam akibat lingkungan yang tidak higienis.
💬 “Kami terpaksa meninggalkan rumah dengan hanya membawa pakaian seadanya. Persediaan makanan di posko juga masih terbatas,” ujar seorang pengungsi di Tambun Utara.
Pemerintah daerah dan relawan terus berupaya mengirimkan bantuan logistik, namun akses menuju lokasi masih sulit akibat tingginya genangan air.
Mobil dan Hewan Ternak Terendam, Kerugian Miliaran Rupiah
Selain menyebabkan ribuan warga mengungsi, banjir ini juga berdampak pada sektor ekonomi. Banyak kendaraan terendam air hingga mesin rusak, sementara peternak mengalami kerugian besar akibat hewan ternak yang mati atau hanyut terbawa arus.
🚗 Mobil dan Motor Terendam
Ratusan kendaraan yang terparkir di perumahan dan jalan utama tidak sempat dievakuasi, menyebabkan kerusakan besar. Beberapa bengkel di Bekasi mencatat lonjakan permintaan perbaikan mobil yang mogok akibat banjir.
🐄 Hewan Ternak Hilang atau Mati
Di daerah Tarumajaya dan Babelan, banyak peternak melaporkan bahwa sapi, kambing, dan ayam mereka hanyut terbawa arus. Para peternak mengalami kerugian hingga ratusan juta rupiah, karena tidak semua hewan berhasil diselamatkan.
Upaya Penanggulangan dan Evakuasi Warga
Pemerintah Kota Bekasi bersama BPBD, TNI, Polri, dan relawan terus melakukan proses evakuasi serta distribusi bantuan bagi warga terdampak. Berikut langkah-langkah yang sudah dilakukan:
Evakuasi Warga dengan Perahu Karet – Tim SAR dikerahkan untuk menyelamatkan warga yang masih terjebak di rumah mereka.
Pendirian Posko Kesehatan – Tim medis telah dikerahkan untuk menangani pengungsi yang mengalami gangguan kesehatan.
Bantuan Logistik – Pemerintah mulai menyalurkan bantuan makanan, air bersih, dan kebutuhan pokok ke posko pengungsian.
Pompa Air Dikerahkan – Untuk mempercepat penyedotan air di kawasan terdampak.
Namun, tantangan terbesar adalah cuaca yang masih berpotensi hujan deras, yang dikhawatirkan akan memperburuk kondisi banjir di beberapa titik.
Banjir Bekasi Perlu Solusi Jangka Panjang
Banjir yang melumpuhkan Bekasi kali ini kembali menjadi pengingat pentingnya perbaikan sistem drainase, pengelolaan sungai, dan mitigasi bencana yang lebih baik. Dengan ribuan warga terdampak, kendaraan dan ternak yang terendam, serta kerugian miliaran rupiah, banjir ini menjadi bencana yang harus segera ditangani dengan serius.
✨ Ringkasan Dampak Banjir Bekasi 2025: ✅ Lebih dari 5.000 warga mengungsi ke posko darurat.
Ketinggian air mencapai 2 meter di beberapa titik.
Ratusan mobil dan motor terendam, banyak yang rusak berat.
Kerugian ekonomi besar, termasuk sektor peternakan dan usaha kecil.
Pemerintah masih berjuang mengatasi dampak banjir, namun cuaca masih berpotensi hujan deras.
Masyarakat Bekasi berharap agar pemerintah segera mengambil langkah-langkah jangka panjang untuk mencegah bencana serupa terjadi kembali di masa depan.